Saat ini, “Halal” telah menjadi way of life bagi para konsumen muslim yang setidaknya berjumlah 87% dari populasi Indonesia1. Faktanya, terungkap bahwa 90% konsumen muslim di Indonesia mengakui bahwa kepercayaan mereka menentukan cara mereka memilih produk-produk keseharian, utamanya terkait kehalalan sebagai syarat mutlak dalam pemilihan suatu produk2.
Maulani Affandi, Head of Unilever Muslim Centre of Excellence memaparkan, ”Faktor halal merupakan dasar prinsip yang dicari oleh konsumen muslim Indonesia, akan tetapi kian hari kami juga melihat bahwa konsumen muslim kerap mencari produk-produk keseharian yang bernilai lebih, yang memberikan manfaat khusus bagi mereka, terutama yang menggunakan hijab.
Lebih dari itu, seiring dengan semakin tingginya keinginan untuk menjalankan Islam secara kaffah (menyeluruh), konsumen muslim juga mendambakan produk-produk yang bernilai thayyib: yang mampu memberikan kebaikan untuk diri sendiri, masyarakat dan lingkungan. Dalam hal kandungan, bahan-bahan yang disunnahkan, seperti siwak, habbatusauda, kurma hingga madu, mulai dilirik dan menjadi pilihan. Menghadirkan produk yang berkualitas, halal dan thayyib merupakan komitmen Unilever bagi segenap konsumen muslim.”
Mewakili konsumen hijabers, Laudya Cynthia Bella mengakui bahwa preferensinya saat memilih produk keseharian, khususnya perawatan tubuh, kini menjadi berbeda. “Misalnya dalam memilih produk perawatan kulit, unsur halal sudah menjadi syarat dasar dalam mencari produk, tapi semakin ke sini, aku mencari yang memiliki nilai lebih, khususnya buat aku yang berhijab.
Sebagai contoh, aku selalu mencari produk yang teksturnya lebih ringan dan mudah menyerap sehingga bisa terbebas dari gerah. Sementara untuk perawatan rambut, tentunya aku pilih Sunsilk Hijab karena kandungannya bisa membuat rambutku yang tertutup menjadi lebih segar dan dingin seketika, serta wangi hingga 48 jam dengan teknologi encapsulated parfum. Nah selain memberikan fungsi yang optimal, aku juga selalu cek apakah produk ini juga punya kebaikan untuk masyarakat atau ngga. Intinya aku selalu cari produk yang ngga cuma bikin nyaman sepanjang hari, tapi thayyib juga,” ujar Bella.
Dinamika kebutuhan konsumen seperti Bella inilah yang salah satunya melandasi peluncuran Unilever MCOE tahun lalu sebagai bentuk keseriusan Unilever dalam menjawab dan melahirkan rangkaian produk dan program yang relevan dengan kebutuhan konsumen muslim, baik di Indonesia maupun dunia.
Tentang Hallal Collaboration Hub
”Halal Collaboration Hub” adalah bagian dari Unilever MCOE yang berfungsi untuk menggali insight (informasi dan referensi) guna mengembangkan pasar produk muslim dunia, dan hingga kini telah melakukan lebih dari tujuh proyek penelitian, menjalin komunikasi intensif dengan lebih dari 10 pihak stakeholders seperti para pemuka agama, pihak pemerintah hingga influencers, serta menggelar lebih dari 30 forum diskusi bersama lebih dari 1.500 konsumen di seluruh Indonesia.
Telisiah Utami Putri, R&D Muslim Center of Excellence Lead menjelaskan, “Halal Collaboration Hub’ adalah pusat inovasi phy-gital (physical digital) yang berlandaskan 4C, yaitu Connect (berhubungan dengan konsumen dan seluruh stakeholders terkait untuk menggali insight), Create (menciptakan purwarupa), Cultivate (menghadirkan contoh produk dan melakukan tes), dan Content (mengembangkan cerita dari sebuah produk). Fasilitas ini dilengkapi dengan perpustakaan digital yang terus diperbaharui untuk mendapatkan berbagai wawasan terkait konsumen muslim, hingga area demo produk, diskusi dan mini lab untuk mendukung proses pengembangan inovasi suatu produk.”
Akhirnya, dalam waktu yang relatif singkat “Halal Collaboration Hub” telah memberikan insight yang berperan penting dalam pengembangan sejumlah inovasi serta komunikasi marketing yang relevan dengan dinamika kebutuhan konsumen muslim, seperti Lux Hijab Series, Pepsodent Siwak Habbatusauda, dan kampanye terbaru Glow & Lovely, yaitu #GlowingBerhijabPutih.
Selain gencar berinovasi, sejalan prinsip thayyib, Unilever MCOE juga telah menggelar sejumlah program yang mendorong terciptanya komunitas muslim yang lebih berdaya, sehat dan sejahtera.
Di antaranya program untuk wujudkan kemandirian Pesantren melalui Program Pesantren Makmur, Sejahtera, Terampil, dan Sehat (Maslahat) yang telah menjangkau lebih dari 500.000 santri; program pengembangan kewirausahaan pemuda ‘Unilever Entrepreneurships Bootcamp #MudaMaslahat’ bersama Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang telah memberikan manfaat bagi 60 youngpreneurs; serta program peningkatan higienitas dan kenyamanan Masjid melalui ‘Gerakan Masjid Bersih 2021’ bersama Dewan Masjid Indonesia dan BAZNAS yang telah menjangkau lebih dari 55.000 Masjid. Program ini juga merupakan wujud dari komitmen penyaluran 2,5% penjualan bersih brand Sahaja sebagai shadaqah ke masyarakat.
“Kedepannya, Unilever MCOE akan terus berinovasi dan menggandeng lebih banyak lagi mitra untuk melahirkan produk-produk dan program pemberdayaan masyarakat yang semakin relevan dengan kebutuhan konsumen muslim sekaligus berkontribusi memberikan dampak yang positif yang lebih luas untuk komunitas muslim di Indonesia ,” tutup Maulani.