Jakarta, 21 November 2019 – Unilever Food Solutions adakan Kompetisi ‘Ngulik Rasa’ untuk membangkitkan kreativitas pebisnis kuliner Indonesia dalam menciptakan kreasi fusion dari makanan khas Indonesia yang tengah digemari milenial Indonesia. Lebih dari 2.900 pebisnis kuliner dari seluruh Indonesia telah tertantang untuk memberikan sentuhan fusion pada tiga kategori masakan yaitu Sate, Soto, dan Nasi Goreng.
Joy Tarigan, Managing Director Unilever Food Solutions menjelaskan, “Kompetisi ‘Ngulik Rasa’ ini merupakan sebuah kompetisi yang unik, yang kami ciptakan sebagai wadah bagi para chef dan pebisnis kuliner untuk berkreasi menciptakan fusion food untuk memberi warna baru dalam industri kuliner Indonesia serta memenuhi kebutuhan dari konsumen milenial yang kini mendominasi populasi.
Menurut laporan dari Euromonitor, 52,5% millennial Indonesia menikmati makan di luar rumah 3x seminggu sementara riset Unilever Food Solutions di Asia Tenggara mengungkapkan, era globalisasi membuat milenial terpapar dengan banyak hal yang baru, termasuk dalam hal kuliner, salah satunya fusion food yang menjadi salah satu tren kuliner. Didorong tren ini, para pebisnis kuliner dituntut untuk terus berinovasi membuat kreasi yang berbeda dan dapat memikat para millenial. Unilever Food Solutions (UFS) berupaya memfasilitasi kebutuhan tersebut melalui kompetisi Ngulik Rasa dan juga varian produk UFS yang lengkap.
Dalam sambutan pembukaannya, Chef Bambang Nurianto, Ketua Perkumpulan Chef Profesional Indonesia juga menambahkan, “Kompetisi ‘Ngulik Rasa’ ini memberikan kesempatan bagi para chef dan pebisnis kuliner untuk mengasah kreativitas mereka, dan memunculkan ide masakan unik dan baru, bagi dunia kuliner tanpa meninggalkan rasa khas Indonesia. Hal ini juga sesuai dengan visi dan misi PCPI sebagai pengerak dalam mengangkat kuliner indonesia jauh lebih tinggi dan makin dikenal ke dunia internasional. Saya harap, dengan semangat mereka, masa depan kuliner Indonesia akan semakin berkembang.”
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sektor kuliner telah berkontribusi sebesar 41,69% terhadap produk domestik bruto (PDB) Ekonomi Kreatif pada tahun 2016, sementara Badan Ekonomi Kreatif dalam surveynya juga menunjukkan bahwa sektor kuliner memiliki kontribusi paling besar dibandingkan sektor lainnya. Angka ini merupakan angka tertinggi dibandingkan sektor lainnya . Dengan fakta ini, tidak dapat dipungkiri bahwa, saat ini, banyak bisnis kuliner yang berlomba-lomba untuk menarik perhatian konsumennya yang sebagian besar merupakan milenial.
Chef Yuda Bustara, Celebrity Chef, salah satu juri dalam kompetisi ‘Ngulik Rasa’ menanggapi, “Pasar milenial sendiri cukup menantang untuk ditembus lantaran mereka selalu ingin mencoba sesuatu yang baru, sehingga sebagai chef maupun pebisnis kuliner, kita harus harus pintar berinovasi dalam menciptakan rasa dan menu baru. Saat menjadi juri ‘Ngulik Rasa’, saya kagum melihat banyak kreasi fusion para peserta yang unik dan menarik.
Mereka mampu memberikan sentuhan unik pada makanan bercita rasa khas Indonesia, dan memberikan warna baru pada masakan tersebut dengan gaya masing-masing, karena itulah fusion food sesungguhnya. Mengombinasikan satu jenis masakan khas Indonesia, dengan masakan lain baik dari Indonesia atau dari negara lain, dan menciptakan kreasi masakan baru yang belum pernah ada sebelumnya.”
Rex Marindo, Founder of CRP Group (Upnormal Coffee & Bakso Boedjangan) & Founder Foodizz.id - The First F&B Education Platform in Indonesia, menambahkan tentang aspek bisnis dari industri kuliner, “Pertumbuhan milenial secara tidak langsung mendorong pebisnis untuk terus berinovasi dan berani mencoba hal baru, apalagi di industri kuliner yang begitu beragam. Namun, mereka juga harus konsisten memperdalam ilmu agar dapat terus mengembangkan bisnis yang dikelola. Kemampuan mereka dalam memasak dan berkreasi menciptakan fusion food, harus dibarengi dengan kemampuan untuk memasarkan termasuk digital marketing, mengelola bisnis, juga berinovasi memberikan layanan ataupun pengalaman baru yang menarik perhatian para konsumen, dan menjaga loyalitas konsumen.”
Kompetisi ‘Ngulik Rasa’ menghadirkan beberapa juri, diantaranya Gemita Pasaribu, Country Marketing Manager Unilever Food Solutions Indonesia; Gungun Chandra Handayana, Executive Chef Unilever Food Solutions Indonesia; Chef Bambang Nurianto, Ketua Perkumpulan Chef Profesional Indonesia; serta Chef Yuda Bustara. Pendaftaran telah dibuka sejak 1 September - 31 Oktober 2019. Para juri memilih 15 finalis (5 finalis untuk setiap kategori), dari lebih dari 2.900 peserta si Indonesia untuk melakukan final cook-off di Jakarta.
Para peserta yang memasuki babak final kemudian diadu untuk memasak hasil kreasi masing-masing secara langsung di hadapan para juri kompetisi ‘Ngulik Rasa’. Dari babak final, terpilih 1 pemenang untuk setiap kategori, yaitu:
- Eka, dari Karunia Bumbu Pawon asal Lamongan, Jawa Timur - Pemenang Kategori Soto dengan kreasi Soto Seafood Lamongan Koya Telur Asin
- Fabian Budi Seputro dari Sate Ratu asal Sleman, DI Yogyakata - Pemenang Kategori Sate dengan kreasi Sate Kanak
- Gozali dari Gozali Catering asal Balikpapan, Kalimantan Timur - Pemenang Kategori Nasi Goreng dengan kreasi Nasi Goreng Borneo
Masing-masing pemenang akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp 50.000.000,- serta memberikan workshop digital marketing bagi para peserta dari Foodizz.id, “Kami berharap kompetisi dan workshop ini dapat memberikan nilai tambah dari rangkaian produk UFS terutama kategori savory, mendukung pengembangan bisnis kuliner yang berkelanjutan di tengah tren fusion food di kalangan milenial Indonesia,” tutup Joy.
1 Data Statistik dan Hasil Survei Khusus Ekonomi Kreatif, BEKRAF, https://www.bekraf.go.id/berita/page/21/data-statistik-dan-hasil-survei-khusus-ekonomi-kreatif