Lewati ke content

Pepsodent Ajak Masyarakat DIY dukung Gerakan "Indonesia Tersenyum"

Diterbitkan:

Waktu rata-rata membaca: 4 menit

children brushing their teeth

Yogyakarta, 2 Oktober 2019 – Bertempat di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Prof. Soedomo Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada, PT Unilever Indonesia Tbk. melalui brandPepsodent berkolaborasi dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) kembali menggelar Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) yang tahun ini memasuki kali pelaksanaan kesepuluh. Merayakan kesuksesan 10 tahun BKGN, Pepsodent menginisiasi gerakan “Indonesia Tersenyum” yang mengajak semua orang, khususnya masyarakat kota Yogyakarta dan sekitarnya menjadi “Pahlawan Senyum” guna mewujudkan Indonesia bebas gigi berlubang.

Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc., Division Head for Health & Wellbeing and Professional Institutions Yayasan Unilever Indonesia menuturkan, “Gigi berlubang masih menjadi masalah besar di Indonesia, buktinya hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa 88,8% masyarakat Indonesia memiliki masalah gigi berlubang, bahkan permasalahan ini juga dialami oleh 92,6% anak Indonesia berumur 5 tahun. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan, mengingat kondisi gigi susu sangat memengaruhi kondisi dan struktur gigi permanen di masa mendatang.”

“Melihat masih dibutuhkannya edukasi berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia untuk merawat kesehatan gigi dan mulut secara konsisten, di BKGN tahun ini Pepsodent memulai gerakan ‘Indonesia Tersenyum’ untuk membebaskan senyum keluarga Indonesia dari gigi berlubang. Dalam gerakan ini, tentunya kami merangkul kontribusi dari seluruh masyarakat Indonesia,” lanjut drg. Mirah.

Dr. drg. Ahmad Syaify, Sp. Perio (K), Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada (FKG UGM) memaparkan, “Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam merawat kesehatan gigi dan mulut merupakan tanggung jawab bersama yang masih perlu dibenahi. Khusus di wilayah DI Yogyakarta, Riskesdas 2018 menunjukkan baru 6% masyarakat menyikat gigi pada waktu yang tepat yaitu dua kali sehari – setelah sarapan dan sebelum tidur. Selain itu, ternyata DI Yogyakarta menempati posisi kelima tertinggi untuk prevalensi permasalahan gigi dan mulut, yaitu sebesar 65,6% dan sebanyak 93,5% masyarakat DI Yogyakarta tidak pernah berkunjung ke tenaga medis gigi. Dengan demikian BKGN 2019 DI Yogyakarta menjadi momen tepat bagi masyarakat untuk memulai kebiasaan baik merawat kesehatan gigi dan mulut.”

Mulai hari ini hingga Jumat, 2-4 Oktober 2019, para dokter gigi berpengalaman RSGM dan mahasiswa FKG UGM siap memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, edukasi menyikat gigi pada waktu yang tepat, serta anjuran untuk membiasakan berkunjung ke dokter gigi setidaknya enam bulan sekali.

Sebagai kilas balik, selama sembilan tahun BGKN telah memberi manfaat kepada 250.000 masyarakat Indonesia. Berkat kolaborasi Pepsodent dengan lebih dari 100 PDGI Cabang dan 23 Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) di seluruh Indonesia, 14.250 dokter gigi dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi juga ikut terlibat di sepanjang pelaksanaan BKGN.

Drg. Mirah menambahkan, “Dalam mendukung gerakan ‘Indonesia Tersenyum’ yang salah satunya dilaksanakan melalui BKGN 2019, Pepsodent percaya bahwa setiap orang dapat menjadi ‘Pahlawan Senyum’ dengan caranya masing-masing. Mulai dari tenaga medis gigi, mahasiswa Fakultas Kedokteran gigi, orang tua, guru di sekolah, bahkan anak-anak memiliki peran penting untuk melindungi senyum keluarga Indonesia, kapanpun dan dimanapun.”

Salah satunya adalah tim Dongeng Kesehatan Gigi (Dokegi) yang beranggotakan Aulia Ayub, S. KG., Himma Aflakhassifa, S. KG., dan Kukuh Eko Prabowo. Ketiga mahasiswa dan mahasiswi berprestasi dari FKG UGM ini melakukan edukasi kesehatan gigi dan mulut kepada anak, khususnya anak-anak PAUD, dengan berdongeng menggunakan buku yang dilengkapi aplikasi pop-up.

“Kami percaya bahwa permasalahan gigi berlubang dapat diatasi dengan menanamkan kebiasaan baik untuk merawat kesehatan gigi dan mulut sedari dini. Maka dari itu, agar anak-anak dapat mudah memahami pentingnya hal ini, kami coba menyesuaikan pendekatan edukasi menjadi lebih komunikatif dan interaktif. Mereka sangat senang ketika kami menjelaskan dengan cara yang berbeda yaitu bercerita sembari berinteraksi menggunakan buku pop-up sehingga ketika kegiatan berlangsung mereka menjadi penasaran, tertarik dan tidak cepat bosan terhadap topik edukasi yang kami sampaikan. Program ini memiliki potensi untuk memberikan dampak jangka panjang karena para tenaga pengajar juga sangat mengapresiasi konsep ini dan terinspirasi dalam memberikan edukasi kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan,” ujar Aulia bercerita mewakili timnya.

“Digelar di 24 Fakultas Kedokteran Gigi dan 40 cabang PDGI di berbagai wilayah Indonesia hingga Desember mendatang, BKGN 2019 memiliki target menjangkau 64.000 orang. Kami ajak masyarakat DI Yogyakarta untuk berpartisipasi sehingga kita dapat bersama-sama membuat ‘Indonesia Tersenyum’ dengan lebih sehat,” tutup drg. Mirah.

woman getting her teeth cleaned
Kembali ke atas