Unilever telah menjalankan lebih dari 50 proyek percontohan isi ulang dan penggunaan kembali sejak tahun 2018, dalam upaya mencari cara-cara untuk membantu mengurangi penggunaan plastik baru. Pembelajaran dari berbagai uji coba ini membantu membentuk strategi kami untuk mengurangi kemasan plastik sekali pakai, termasuk saset plastik fleksibel.
Kami telah berbicara dengan tim kami di Indonesia, Bangladesh, dan Sri Lanka untuk mengetahui cara mereka mengembangkan solusi isi ulang di pasar masing-masing.
Membangun jaringan bank sampah kami di Indonesia
Pada tahun 2020, kami telah menguji coba mesin isi ulang, yang menjual berbagai merek perawatan rumah dan diri, seperti Dove, Rinso, dan TRESemmé, di toko bebas kemasan di Jakarta. Kami juga memperkenalkan dua mesin digital di sebuah gedung apartemen dan kios toko kelontong. Uji-uji coba ini memberi tahu kami bahwa keterjangkauan, kemudahan, dan kontrol dosis merupakan hal terpenting bagi para konsumen Indonesia.
Kemudian, kami menguji model isi ulang yang lebih praktis, dengan para pengemudi motor yang menjual dalam jeriken besar dari pintu ke pintu. Model ini lebih populer dibandingkan dengan kedua mesin tersebut, tetapi biaya operasional yang tinggi membuat pengembangan model ini dalam skala besar menjadi tantangan. Namun, sistem penuangan yang sederhana berfungsi dengan baik.
Untuk makin mengembangkan hal ini, kami mulai bekerja dengan para mitra lokal, seperti Alner, sebuah usaha TRANSFORM, yang memperkenalkan stasiun isi ulang manual yang dapat diskalakan ke warung-warung dan jaringan bank sampah kami yang terus berkembang di seluruh Indonesia. Saat ini, kami melayani sekitar 6.000 pelanggan di 1.000 stasiun isi ulang, dan ini menghemat sekitar 6 ton plastik per tahun.[a]

Merancang berbagai solusi isi ulang yang disesuaikan untuk para konsumen di Sri Lanka
Pada tahun 2019, kami bekerja sama dengan penyedia teknologi berkelanjutan, Vega Innovations, untuk memasang dua mesin isi ulang berteknologi tinggi berukuran besar di gerai-gerai perdagangan modern. Setiap mesin menawarkan sejumlah produk perawatan diri dan rumah tangga, dari berbagai merek, seperti Dove, Sunlight, dan Sunsilk.
Respons awal terhadap uji coba ini cukup menjanjikan. Namun, kami ingin memperluas jangkauan kami untuk mencakup perdagangan umum, yang menguasai sebagian besar pasar, dan meningkatkan akses bagi para pelanggan berpenghasilan rendah yang cenderung membeli produk dalam jumlah kecil secara lebih rutin, maka kami memperluas pendekatan kami.
Kami mendesain ulang mesin-mesin kami untuk menghilangkan opsi volume tetap, sehingga konsumen dapat memilih jumlah persis yang ingin dibeli, sesuai dengan kebutuhan dan anggaran mereka. Kami juga menempatkan mesin-mesin di lokasi yang lebih strategis, seperti stasiun kereta api dan gedung apartemen agar lebih mudah diakses. Dengan menawarkan penghematan hingga 20% dibandingkan dengan harga produk yang sudah dikemas sebelumnya, mesin-mesin isi ulang ini membantu memenuhi harapan konsumen akan keterjangkauan, kemudahan, dan kualitas.
Bangladesh: berinovasi dengan mempertimbangkan pasar lokal
Pada tahun 2021, kami menguji mesin-mesin isi ulang swalayan di toko-toko perdagangan modern di Bangladesh. Walaupun mesin-mesin ini memiliki berbagai fitur canggih, tetapi ternyata sulit diservis dan dirawat. Kami ingin mengembangkan suatu solusi berteknologi rendah yang lebih mudah diskalakan, memerlukan lebih sedikit perawatan, dan melayani pasar perdagangan umum di Bangladesh secara lebih baik.
Setelah setahun membuat prototipe dengan Bopinc, organisasi lain yang didanai oleh TRANSFORM, kami menciptakan sebuah mesin yang mudah digunakan dan hemat biaya serta cocok ditempatkan di konter toko. Dengan menyediakan berbagai produk, termasuk Sunsilk, Dove, dan Lifebuoy, dalam jumlah yang beragam, mesin-mesin kami menawarkan pengalaman premium di mana botol-botol sudah diisi sebelumnya dengan harga yang lebih rendah.
Kepakaran Bopinc dalam keterlibatan konsumen awal, model distribusi yang inovatif, dan berbagai kampanye perubahan perilaku yang kreatif berperan penting dalam membantu memasarkan mesin-mesin ini. Mesin-mesin ini menyediakan data penjualan dalam waktu nyata, membantu kami memahami preferensi konsumen dan titik harga untuk mengembangkan penawaran produk yang lebih bernilai. Sekitar 43% dari para pengguna kini menjadi pelanggan tetap.

Menguji, mempelajari, dan meningkatkan skala solusi kemasan yang berkelanjutan
Kami sedang berupaya memastikan bahwa 100% dari kemasan plastik kami dapat digunakan kembali, didaur ulang, atau dijadikan kompos, paling lambat pada tahun 2030 untuk plastik kaku, dan pada tahun 2035 untuk plastik fleksibel. Setiap proyek uji coba menawarkan berbagai wawasan baru untuk membantu kami menemukan cara-cara baru dalam melakukan hal ini dan mengurangi jejak plastik baru kami.
Kami menyadari bahwa jika hanya mengandalkan kekuatan sendiri, kami akan tidak dapat meningkatkan skala model kemasan alternatif yang dapat digunakan kembali. Ini memerlukan komitmen di setiap tingkat rantai pasok, mulai dari para produsen dan pengecer hingga industri pengelolaan limbah dan pemerintah. Jelas juga bahwa upaya-upaya sukarela yang terpadu hanya dapat berjalan sejauh itu, itulah alasannya peraturan yang mendukung akan sangat penting agar solusi penggunaan kembali dapat berkembang dalam skala besar.
Unilever mengadvokasi berbagai kebijakan yang mendukung bersama Business Coalition for a Global Plastics Treaty (BCGPT) atau Koalisi Bisnis untuk Perjanjian Plastik Global dan bekerja secara pra-kompetitif dengan para rekan dan mitra kami, seperti Forum Ekonomi Dunia dan Ellen MacArthur Foundation, untuk menyepakati serangkaian definisi dan metrik penggunaan kembali yang umum. Hanya dengan bekerja sama, kita dapat membantu memajukan perubahan infrastruktur yang diperlukan untuk beralih dari proyek-proyek percontohan kecil oleh satu merek tunggal ke model penggunaan kembali oleh multi-merek dalam skala besar.
Berdasarkan 91.000 liter produk yang terjual pada tahun 2023.