Lewati ke content

Enam hal yang perlu dipertimbangkan saat membuat model kemasan pakai ulang

Diterbitkan:

Berkolaborasi untuk meningkatkan penggunaan ulang dan isi ulang adalah kunci untuk mengurangi penggunaan plastik murni. Salah satu cara yang kami lakukan adalah melalui inisiatif TRANSFORM yang mendukung berbagai perusahaan yang menguji dan menskalakan beragam model kemasan. Berikut beberapa wawasan tentang berbagai hal yang berhasil dan alasannya.

Kios bermerek Sunlight berwarna kuning cerah menampilkan gambar seorang wanita yang sedang memegang sekeranjang pakaian

Akselerator dampak TRANSFORM merupakan sebuah inisiatif bersama antara Unilever, EY, dan Foreign, Commonwealth & Development Office (FCDO) UK (Inggris Raya). Prakarsa ini mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) serta para pengusaha inovatif yang memberikan berbagai solusi berbasis pasar terhadap tantangan utama lingkungan, termasuk polusi plastik.

Selaras dengan ambisi Unilever untuk mengakhiri polusi plastik melalui pengurangan, peredaran, dan kolaborasi, TRANSFORM mendanai dan mendukung berbagai UKM, seperti UKM yang ingin meningkatkan taraf hidup pekerja sampah informal dan mereka yang bercita-cita mengembangkan model bisnis alternatif.

Di sini, kami menyampaikan wawasan dari empat perusahaan – Alner, Bopinc, Novek, dan Refillable – yang sedang membangun model bisnis pakai ulang-isi ulang di Afrika dan Asia.

  1. Pembuatan solusi isi ulang memerlukan waktu

    Perusahaan dan pemilik merek harus mengembangkan kemitraan bersama pengecer sekaligus bekerja sama untuk mengubah pola belanja konsumen. Penyerapan volume sering kali lambat pada awalnya dan tidak semua produk cocok dengan model isi ulang. Jadi, penting untuk memprioritaskan mana yang paling sesuai dan dapat diluncurkan serta diskalakan dengan cepat, dan untuk mendukung konsumen melalui perubahan perilaku.

    Isi ulang adalah solusi logis bagi merek dan konsumen untuk mengurangi limbah serta mencapai penghematan biaya jangka panjang. Bagi pengecer, solusi ini menawarkan proposisi nilai yang unik. Kami telah melihat contoh sukses di Indonesia yang membuktikan kelayakannya di seluruh rantai pasok.

    Bintang Ekananda, Co-Founder & CEO, Alner, Indonesia
  2. Konsumen kerap memilih membawa kemasan pakai ulang sendiri

    Terkait produk perawatan rumah, konsumen sering kali lebih memilih kemasan yang fungsional dan kurang mempedulikan penampilannya. Namun, untuk produk perawatan diri, kemasannya lebih penting dan perlu terlihat bagus. Label dapat digunakan untuk menambahkan informasi merek dan produk pada kemasan ini.

  3. Berbagai faktor menentukan jenis solusi yang dibutuhkan

    Memahami persyaratan teknologi, konsumen, dan peraturan di pasar akan menentukan jika solusi teknologi tinggi atau rendah sudah tepat.

    Mesin berteknologi tinggi lebih baik untuk menjamin mutu produk, namun memerlukan biaya. Ini adalah tantangan ketika beroperasi dengan margin rendah dan di pasar berpendapatan rendah. Penerapan solusi ini juga lebih rumit dan memiliki kelemahan yang tidak terduga. Misalnya, di negara-negara yang sering mengalami pemadaman listrik, mesin ini bisa berhenti bekerja dan memerlukan dukungan tambahan, seperti baterai cadangan, dan dapat menambah biaya lagi.

    Selain keuntungan lingkungan yang nyata, manfaat terbesar model isi ulang di pasar berpendapatan rendah adalah memungkinkan penghematan biaya oleh konsumen karena hanya membayar produknya, bukan kemasannya.

    Zahid Mitha, CEO, Novek, Afrika

    Solusi berteknologi rendah jauh lebih mudah disiapkan dan diperluas ke berbagai lokasi, yang artinya solusi tersebut mungkin berpotensi lebih besar untuk menciptakan dampak dalam skala besar. Biaya operasional solusi ini juga lebih rendah sehingga bermanfaat bagi pasar berpendapatan rendah. Namun, model seperti ini tidak selalu dapat dilakukan karena adanya peraturan daerah, sehingga keterlibatan pemerintah menjadi kuncinya. Baik mutu maupun jumlah produk lebih rentan terhadap manipulasi.

    Seorang wanita berjilbab dan berbaju hijau sedang memegang botol produk.
  4. Penting untuk memastikan mutu produk yang tepercaya

    Perusahaan dan pemilik merek harus menerapkan strategi guna membangun rasa percaya, karena model isi ulang dapat dianggap memungkinkan terjadinya manipulasi (tampering) produk, yang mengkhawatirkan bagi merek dan konsumen. Solusi berteknologi rendah untuk masalah ini adalah pengambilan sampel untuk memastikan bahwa mutu produk tepat dan konsisten. Solusi yang lebih canggih adalah menyediakan keterlacakan produk melalui mesin isi ulang yang melaporkan balik setiap dosis ke pemanufaktur.

  5. Pemilik toko memegang peran penting

    Pemilik toko mungkin enggan mengadopsi teknologi baru, terutama ketika ruang pajang begitu terbatas. Namun sekali berhasil diyakinkan, mereka dapat memengaruhi kesuksesan model tersebut dengan menjual idenya kepada pelanggan. Perusahaan dapat mengedukasi pemilik toko mengenai manfaat produk isi ulang bagi lingkungan dan biaya, serta menyediakan pelatihan kepada pemilik toko untuk membantu mereka melejitkan penjualan.

    Dua wanita berhijab saling tersenyum di sebuah toko, salah satu sedang menyerahkan sebotol produk kepada yang lain.
  6. Memberdayakan tokoh lokal dapat mempercepat penyerapan

    Memanfaatkan tokoh masyarakat lokal – seperti pemilik toko, komunitas lokal, dan pemimpin LSM – adalah cara andal untuk mendorong konsumen menggunakan toko isi ulang. Jika seseorang yang dihormati terlibat, dia akan membantu mengajak orang lain. Penting juga untuk membangun rasa percaya masyarakat, misalnya melalui lokakarya pendidikan yang menjelaskan konsep isi ulang serta manfaatnya bagi mereka dan lingkungan.

Baca dokumen wawasan lengkap TRANSFORM.

Untuk membaca lebih lanjut tentang komitmen terbaru kami terhadap iklim, alam, plastik, dan mata pencaharian, kunjungi Pusat Keberlanjutan kami.

Kembali ke atas