Demam berdarah dengue atau DBD merupakan infeksi virus yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi oleh kuman penyakit. Jenis nyamuk yang dapat menularkan penyakit ini adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus .1
Pada umumnya, kasus demam berdarah akan kembali naik di Indonesia ketika memasuki musim hujan. Mengapa demikian? Karena saat musim hujan, lingkungan kita menjadi lembap dan terdapat banyak genangan air. Kondisi lingkungan seperti ini menjadi tempat yang tepat untuk nyamuk Aedes bertelur. Berdasarkan laporan BMKG, sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan mengalami puncak musim hujan pada bulan Januari dan Februari 2022.2
Berdasarkan data Kementrian Kesehatan, jumlah kasus yang terkena penyakit DBD dari awal tahun hingga minggu kelima tahun 2022 telah mencapai 5.041 kasus dan terdapat 59 kematian di seluruh Indonesia. Sedangkan kasus DBD tertinggi berada pada kelompok umur 15-44 tahun.
Biasanya, terdapat beberapa gejala yang ditimbulkan dari demam berdarah, mulai dari gejala ringan dan berat. Namun, gejala paling umum yang sering dialami adalah demam hingga 40°C dan disertai dengan:
- Sakit dan nyeri (bagian mata, biasanya di belakang mata, nyeri otot, sendi, atau tulang)
- Sakit kepala
- Hilang nafsu makan
- Ruam kemerahan (muncul sekitar 2–5 hari setelah demam)
- Mual/muntah
Gejala demam berdarah ringan biasanya berlangsung selama 2-7 hari, dan kebanyakan akan pulih setelah sekitar satu minggu.
Sementara pada gejala demam berdarah yang berat atau parah, tanda-tanda berikut ini akan muncul dalam 24-48 jam setelah demam menurun. Berikut adalah gejalanya:
- Sakit perut dan nyeri apabila ditekan
- Muntah (3 kali atau lebih dalam 24 jam)
- Pendarahan dari hidung atau gusi
- Terdapat darah pada urine, tinja, atau muntah
- Merasa lelah dan gelisah
Ketika demam menurun, kebanyakan orang mengira bahwa ini merupakan tanda penyembuhan. Padahal di fase ini kita harus lebih waspada dan mengawasi lebih ketat. Jika Anda atau keluarga Anda merasakan gejala tersebut, segeralah untuk pergi ke klinik atau ruang gawat darurat terdekat sebab gejala tersebut membutuhkan perawatan medis secepatnya.
Nah, untuk menghindari penyakit DBD, kita harus melakukan pencegahan. Mungkin beberapa dari kalian sudah mengenali istilah 3M yaitu menguras, menutup, dan mengubur. Namun, tidak hanya itu saja, terdapat beberapa kegiatan lain yang dapat dilakukan agar lingkungan rumah dan sekitar tetap bersih dan terhindar dari penularan DBD.
1. Menguras bak mandi
Menguras bak mandi merupakan hal yang harus dilakukan minimal seminggu sekali, karena genangan air dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Selain bak mandi, bersihkan wadah atau tempat yang terdapat genangan air dan berpotensi menjadi sarang nyamuk. Contohnya adalah tempat penampungan air pada pot, penampung air pada dispenser, dan lain-lain. Berikut adalah cara menguras yang baik dan benar:
- Buang sisa air yang terdapat di dalam bak mandi
- Gunakan cairan pembersih kamar mandi untuk membersihkan
- Gosok menggunakan spons bersih (apabila terdapat noda membandel gunakanlah sikat khusus bak mandi)
- Bilas dengan air, lalu keringkan.
2. Menutup bak mandi
Setelah dibersihkan atau dikuras, segera tutup tempat yang berfungsi untuk menampung air.
3. Mengubur
Apabila di rumah ada barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi, segera kubur atau daur ulang barang-barang tersebut.
4. Membersihkan tempat sampah
Bersihkan seminggu sekali agar tidak menjadi sarang penyakit. Berikut caranya:
- Gunakan sarung tangan untuk mengambil sisa-sisa sampah yang menempel
- Cuci dengan air
- Gunakan cairan disinfektan karbol untuk menghilangkan bau sekaligus dapat membunuh kuman
- Sikat seluruh permukaan tempat sampah
- Kemudian bilas dan keringkan.
5. Menyapu dan mengepel lantai
Hal ini dapat membantu menyingkirkan kuman penyebab penyakit yang menempel pada permukaan lantai. Saat mengepel, gunakan cairan karbol atau pembersih lantai yang mengandung disinfektan.
6. Hindari kebiasaan menggantung pakaian hingga menumpuk.
7. Segera menjemur baju ketika selesai mencuci.
8. Menggunakan produk anti nyamuk.
9. Pelaksanaan fogging apabila ditemukan kasus DBD di lingkungan kita.
Sumber :