
Baca pembelajaran kami tentang model isi ulang-pakai ulang (refill dan reuse)
Kami membagikan hal-hal yang telah kami pelajari dari proyek percobaan untuk membantu mempercepat kemajuan dan mengurangi plastik dari bisnis kami dengan lebih luas lagi.
Satu tahun yang lalu, kami berkomitmen bahwa pada 2025 kami akan memangkas penggunaan virgin plastic atau plastik baru dalam kemasan kami dan mengurangi lebih dari 100.000 ton plastik
"Budaya dan model bisnis pakai-buang masih mendominasi kehidupan di planet ini," kata CEO Unilever Alan Jope.
"Terlepas dari kondisi sulit saat ini, polusi plastik tidak boleh diabaikan. Bagi kami permasalahan polusi plastik sangat penting dan kami akan terus berupaya memangkas jumlah plastik yang kami gunakan dan secara cepat bertransisi ke ekonomi sirkular."
Terlepas dari kondisi sulit saat ini, kami tidak boleh mengabaikan polusi plastik.
Alan Jope, CEO Unilever
Tentu saja, 2020 tidak seperti tahun-tahun lainnya. Tetapi satu hal yang tidak berubah adalah fokus kami untuk memenuhi tujuan yang telah kami tetapkan. Dan kami dengan senang hati menyampaikan bahwa kami berada di jalur yang tepat untuk menepati janji kami.
Rencana kami untuk memangkas sampah plastik didasari oleh kerangka kerja yang jelas: kami akan menggunakan lebih sedikit plastik, plastik yang lebih baik, dan tidak menggunakan plastik sama sekali.
Dalam upaya 'lebih sedikit plastik', kami mengkaji kemasan yang lebih kecil, yang ketika diencerkan dengan air, memberikan hasil yang sama besarnya seperti ukuran biasa. Di antara kemasan tersebut adalah kemasan detergen ultra-konsentrat dari Comfort yang memiliki dosis yang lebih kecil daripada produk lain di pasaran. Kami juga telah meluncurkan sampo dan kondisioner konsentrat dari Love Beauty dan Planet yang memberikan jumlah pemakaian yang sama, dan jumlah plastik separuh daripada biasanya.
Upaya kami dalam menggunakan 'plastik yang lebih baik' meliputi peralihan Dove ke 100% botol daur ulang di seluruh Eropa dan Amerika Utara. OMO (Persil) telah meluncurkan botol detergen cair yang 100% bisa didaur ulang, 50% PCR, yang diperkuat dengan penghilang noda berbahan tumbuhan. Inovasi yang kami lakukan merupakan bagian dari Clean Future, atau upaya kami dalam Menciptakan Masa Depan yang Bersih dan Lestari dimanakami akan mengurangi jejak karbon dari merek-merek pembersih dan detergen. Sementara itu, brand kami, Magnum juga memperkenalkan 7 juta kemasan tub es krim yang terbuat dari plastik daur ulang food-grade.
Upaya 'tanpa plastik', kami juga mempercepat upaya kami. Merek perawatan rumah tangga yang kami miliki, yaitu Seventh Generation telah meluncurkan rangkaian produk bebas plastik yang dijual dalam kemasan karton. Merek teh PG Tips telah meluncurkan kantong teh yang bisa terurai secara hayati dan akan sepenuhnya bebas plastik pada tahun 2021. Di Cile, kami telah meluncurkan program percontohan yang sukses melalui kemitraan dengan perusahaan start-up keberlanjutan Algramo, yang memungkinkan konsumen untuk memesan isi ulang dari merek-merek perawatan rumah tangga kami melalui aplikasi dan meminta untuk dikirimkan ke rumah mereka menggunakan kendaraan roda tiga.
Kami juga berupaya mengurangi polusi plastik dengan membantu mengumpulkan dan mengolah kemasan plastik.
Untuk melakukan hal tersebut, kami bekerja sama dengan berbagai mitra di banyak negara. Ini mencakup investasi langsung dan kemitraan dalam pengumpulan dan pengolahan sampah, membangun kapasitas dengan membeli plastik daur ulang, dan mendukung skema tanggung jawab produsen yang diperluas yang di dalamnya kami membayar secara langsung atas pengumpulan kemasan kami.
Di India, misalnya, kami bekerja sama dengan Program Pembangunan PBB (UNDP) untuk melindungi penghidupan para pemulung sampah informal, yang membantu memilah, mengumpulkan, dan mendaur ulang kemasan. Kemitraan tersebut telah menjangkau lebih dari 33.000 rumah tangga dan mengumpulkan 2.500 ton sampah plastik hingga saat ini, dan akan ditingkatkan untuk menjangkau lebih banyak rumah tangga dalam beberapa tahun ke depan.
Sementara itu, di Indonesia, kami telah mendukung masyarakat di 18 kota untuk mengembangkan sistem pengumpulan dan penjualan sampah. Kami menggunakan platform yang bernama 'Google My Business', yang memungkinkan konsumen untuk mengakses lokasi bank sampah terdekat melalui Google Maps. Saat ini, 289 bank sampah telah bisa ditemukan melalui platform tersebut, dan kami menargetkan pada pada akhir 2020, sebanyak 2.000 bank sampah binaan kami akan bisa ditemukan di Google Maps.
Hari ini kami dengan senang hati membagikan pembelajaran kami terkait model isi ulang-pakai ulang untuk pertama kalinya. Inovasi lebih lanjut mencakup konsentrat OMO yang membuat 30% konsumen OMO di Brasil beralih ke format isi ulang, dan Ecorefills dari Cif yang telah menghemat 171 ton plastik, dan kini telah merambah ke ranah global.
Kami telah melakukan berbagai percobaan dan menguji beberapa metode isi ulang - pakai ulang (Refill) yang berbeda-beda dalam kurun waktu setahun terakhir, dan terlihat jelas bahwa sulit untuk menemukan satu pendekatan yang sama untuk bisadiaplikasikan di semua negara. Kami terus beruaya mencari sistem yang dapat meminimalkan hambatan dan bisa dengan mudah diterima oleh konsumen kami. Percobaan kami akan membantu kami mengidentifikasi dan menyesuaikan solusi yang paling tepat yang akan bisa kami gunakan.
Semua hasil proyek percobaan, kesuksesan, dan pembelajaran yang kami dapatkan bisa dilihat pada halaman khusus berikut ini Unilever.com.
Kami membagikan hal-hal yang telah kami pelajari dari proyek percobaan untuk membantu mempercepat kemajuan dan mengurangi plastik dari bisnis kami dengan lebih luas lagi.