
Jakarta, 28 Februari 2018 - Permasalahan sampah sangatlah pelik, kesadaran dan komitmen semua pihak yang terlibat dalam mata rantai persampahan untuk mengupayakan pengelolaan sampah yang terintegrasi, holistik dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mewujudkan Indonesia bersih. Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment (PRAISE) sebagai asosiasi yang lahir dari sebuah komitmen bersama untuk menjaga keberlanjutan lingkungan bekerja sama dengan Sustainable Waste Indonesia (SWI) menyelenggarakan studi program Bali BERSIH.
Sinta Kaniawati selaku Ketua Umum PRAISE menyampaikan ‘‘Setiap pihak memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan sampah secara terintegrasi dan berkelanjutan. Untuk itu, hari ini kami menyelenggarakan diskusi publik dengan tema ‘‘Kerja Bersama untuk Indonesia BERSIH“ yang bertujuan untuk kembali mengingatkan dan mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam mewujudkan Indonesia bersih. Hal ini sejalan dengan Visi PRAISE untuk secara aktif mendukung penerapan pengelolaan sampah kemasan di Indonesia secara holistik, terintegrasi dan berkelanjutan dengan melibatkan semua pihak dengan peran dan fungsinya masing-masing”.
PRAISE didirikan oleh 6 perusahaan yaitu PT Coca-Cola Indonesia, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Nestle Indonesia, PT Tetra Pak Indonesia, PT Tirta Investama (Danone), dan Yayasan Unilever Indonesia.
“Sebagai wujud nyata komitmen PRAISE, dalam kesempatan hari ini kami juga ingin memaparkan sebuah program kerja nyata dalam pengembangan model kolaboratif sistem pengelolaan sampah, atau yang kami sebut dengan ESR (Extended Stakeholders Responsibility – Tanggung Jawab Para Pihak yang diperluas) yang sedang kami jalankan, bertajuk program Bali BERSIH“ Sinta menambahkan.
Pada tahun 2017, PRAISE memulai program Bali BERSIH dengan menjalankan sebuah studi yang ambisius untuk memetakan ekosistem sampah di Bali. Program ini didukung oleh empat kementerian yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pemetaan mendetail mengenai rantai nilai sampah di Bali akan membantu PRAISE untuk mengidentifikasi tantangan dan peluang; memperbaiki proses dan prosedur; mendorong perubahan perilaku; mencari model bisnis daur ulang yang layak; mengajak partisipasi pemangku kepentingan lainnya; dan merancang intervensi jika diperlukan.
Semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan sampah di wilayah Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan dipetakan untuk menentukan peran mereka dalam ekosistem sampah, termasuk pemerintah kabupaten dan kota setempat, desa adat, bank sampah masyarakat, jaringan pengumpulan swasta dan pemerintah, masyarakat, industri daur ulang, sekolah dan institusi lainnya.
Dini Trisyanti, peneliti dari SWI memaparkan ‘‘Program Bali BERSIH tahap pertama dilaksanakan mulai Desember 2017 sampai April 2018. Program ini meliputi kajian lingkup dan kelayakan, pemetaan kondisi pengelolaan sampah saat ini termasuk rekomendasi program intervensi yang dapat dilakukan PRAISE“.
Lebih lanjut Dini menambahkan bahwa kondisi pencemaran sampah laut dibali memprihatinkan dan dampaknya terhadap pariwisata semakin menjadi perhatian Internasional. Tindak nyata dan inovasi untuk menangani pencemaran dengan aksi nyata di darat sangat diperlukan.
Sinta menambahkan ‘‘Bali BERSIH diharapkan bisa mendorong percepatan fungsi ekosistem daur ulang dan pemanfaatan kembali sampah sesuai prinsip Resource Efficiency dan Circular Economy, meningkatkan efisiensi pengumpulan sampah sehingga mengurangi potensi kebocoran sampah ke laut dan juga memfasilitasi kolaborasi para pemangku kepentingan“
Rosa Vivien Ratnawati, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI menyampaikan ‘‘Kami menyambut baik dan mendukung penuh inisiatif Program Bali BERSIH yang dilakukan oleh PRAISE. Pemerintah berharap agar para produsen dapat bekerja bersama pemerintah untuk membangun komitmen dan kolaborasi menjalankan model circular economy dengan tidak berlandaskan memenuhi kewajiban peraturan perundangan saja tetapi lebih kepada bagaimana membangun bisnis yang efisien dan berkelanjutan dalam jangka panjang”.
‘‘Kami berharap program yang telah dijalankan PRAISE dapat mendorong pihak-pihak dari berbagai sektor pengelolaan sampah mau bergabung menjadi anggota PRAISE agar bisa bersama-sama mencari terobosan serta solusi bagi pengelolaan sampah yang lebih baik dari hulu hingga hilir“ tutup Sinta.