Lewati ke content

100 ‘Dropping Box’ Persembahan PRAISE Untuk Tingkatkan Kesadaran dan Partisipasi Pilah Sampah Masyarakat Jakarta

Diterbitkan:

Waktu rata-rata membaca: 7 menit

Prosesi peluncuran PRAISE Dropping Box

Jakarta, 8 Agustus 2018 – Persoalan pengelolaan sampah khususnya di kota-kota besar masih menjadi tantangan besar. Sudah sepatutnya seluruh elemen masyarakat saling bekerjasama untuk menjadi bagian dari solusi atas masalah tersebut, salah satunya dimulai dengan memilah sampah. Untuk mendorong hal tersebut, PRAISE (Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment/Asosiasi Untuk Kemasan & Daur Ulang Bagi Lingkungan Indonesia yang Berkelanjutan) bermitra dengan Waste4Change berinisiatif menempatkan 100 unit Dropping Box di berbagai wilayah Jakarta sebagai solusi berupa sistem pengumpulan sampah kemasan yang bertujuan mengedukasi sekaligus membentuk kebiasaan masyarakat untuk memilah sampah demi mendukung usaha daur ulang sampah kemasan.

Saat ini, setiap orang di Indonesia rata-rata menghasilkan 0,7 kg sampah per hari. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat timbulan sampah di seluruh Indonesia tahun 2017 mencapai 65,8 juta ton per tahun. Di Jakarta sendiri, tercatat bahwa volume sampah telah mencapai 6.500 -7.000 ton per hari, seiring dengan semakin meningkatnya populasi penduduk dan kebutuhan masyarakat sehari-hari.

Dr. Novrizal Tahar, Direktur Pengelolaan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLKH RI) menekankan, “Berlandaskan Peraturan Presiden No.97 tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, Pemerintah telah menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah nasional atau JAKSTRANAS. Lewat kebijakan tersebut, kami menargetkan bisa mengurangi sampah sebesar 30% di tahun 2025 dan dapat menangani tumpukan sampah sebesar 70% pada 2025.”

“Jakstranas merupakan terobosan baru dalam pengelolaan sampah yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk melakukan pengelolaan sampah terintegrasi mulai dari sumber sampai ke pemrosesan akhir. Oleh karena itu, kami menyambut baik dukungan dari seluruh pihak, termasuk pihak produsen seperti PRAISE dan yang terpenting partisipasi dari masyarakat secara langsung. Hal ini juga dalam upaya mendorong tumbuhnya circular economy yang komprehensif, salah satunya adalah meningkatkan collecting system dengan perubahan perilaku publik sebagai salah satu mata rantai yang sangat penting dalam tumbuhnya circular economy,” lanjut Novrizal.

Mengenai kondisi pengelolaan sampah, riset terbaru dari Sustainable Waste Indonesia (SWI) tahun 2018 mengungkapkan sebanyak 24% sampah di Indonesia masih tidak terkelola. Artinya, sekitar 15 juta ton sampah mengotori ekosistem dan lingkungan karena tidak ditangani. Data yang sama juga menunjukkan bahwa 69% sampah berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan baru 7% sampah berhasil didaur ulang.

Sinta Kaniawati selaku perwakilan PRAISE mengatakan, “Menyikapi masalah sampah, mengubah persepsi dan kebiasaan masyarakat mengenai sampah hal adalah yang penting. Perlu disadari bersama bahwa kunci dari bernilai atau tidaknya sampah terletak pada pemilahan sampah yang tepat. Sayangnya, perilaku memilah sampah pada masyarakat Indonesia masih rendah, menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2014, tingkat perilaku memilah sampah di rumah tangga baru mencapai 18,84%. Oleh karena itu, untuk bersama-sama memperbaiki kondisi ini, PRAISE percaya bahwa partisipasi masyarakat untuk mulai aktif memilah sampah harus terus digalakkan.”

PRAISE sebagai sebuah asosiasi independen yang digawangi oleh enam perusahaan pendiri (Coca-Cola, Indofood, Nestlé, Tetra Pak, Danone, dan Unilever Indonesia) telah secara aktif memulai, mendukung, memfasilitasi dan berinvestasi dalam berbagai program dan inisiatif menuju pengelolaan sampah kemasan yang holistik di Indonesia, khususnya dengan meminimalkan dampak sampah kemasan. PRAISE hadir sebagai bentuk kepedulian, komitmen dan tanggung jawab keenam perusahaan untuk turut memberikan solusi dan edukasi berkelanjutan bagi persoalan pengelolaan sampah di Indonesia.

Salah satu komitmen PRAISE tertuang pada program kerja nyata dalam pengembangan model kolaboratif sistem pengelolaan sampah, atau yang disebut dengan ESR (Extended Stakeholders Responsibility). Diharapkan program ini dapat mempercepat fungsi ekosistem daur ulang dan pemanfaatan kembali sampah sesuai prinsip Resource Efficiency dan Circular Economy.

Untuk melanjutkan komitmen tersebut, sebagai langkah awal, 100 unit Dropping Box akan ditempatkan berbagai wilayah Jakarta, seperti di pertokoan, fasilitas publik, perkantoran, hingga institusi pendidikan. Keseluruhan tempat ini memiliki visibilitas yang baik sehingga tujuan dari pengedukasian masyarakat mengenai pentingnya pilah sampah akan tercapai. Inisiatif ini menjadi sebuah siklus solusi yang merangkul setiap pemangku kepentingan yang terlibat, yaitu: konsumen sebagai elemen terpenting yang dapat langsung memilah dan membuang sampah kemasan di Dropping box yang sudah tersedia, pihak pemerintah, PRAISE, Bank Sampah dan Waste4Change.

Ali Maulana Hakim, S.Ip, MSi selaku Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta turut berkomentar, “Inisiatif Dropping Box ini sejalan dengan upaya kami untuk terus mengedukasi warga agar memilah sampah, sehingga sampah yang memiliki nilai ekonomis dapat kemudian disimpan di Bank Sampah dan didaur ulang. Bersama dengan PRAISE, kami ingin mengubah pengelolaan sampah untuk tidak lagi ada terpusat di hilir, tapi dimulai di hulu dengan memisahkan dan memilah sampah yang dikonsumsi, serta menjadikan hal itu sebagai sebuah gerakan bersama.”

Adapun keunikan Dropping Box ini dibandingan inisiatif pemilahan, pengangkutan dan pengelolaan sampah yang sudah ada sebelumnya adalah:

  1. Pasti pemilahannya: Konsumen dapat langsung memilah dan membuang kemasan bekas pakai mereka di Dropping Box sesuai dengan pengelompokan yang sudah disediakan, yatu: Kertas (kemasan karton, kertas dan kardus) dan Non-kertas (botol plastik, kaleng minuman, botol kaca, sachet dan kantong plastik). PRAISE dan Waste4Change memastikan bahwa seluruh proses pengumpulan, pengangkutan hingga pengelolaan sampah akan tetap terbagi sesuai dengan pemilahan sampah di Dropping Box
  2. Pasti prosesnya: Sampah kemasan yang terkumpul akan diangkut oleh mitra Waste4Change secara berkala dan disalurkan kepada sejumlah mitra Bank Sampah yang terpercaya
  3. Pasti daur ulangnya: Setelah penyortiran, kemasan yang dapat didaur ulang akan disalurkan ke pabrik daur ulang, sementara residu (bahan yang tidak dapat didaur ulang) akan diserahkan ke mitra pengolah dari Waste4Change sehingga sampah kemasan yang terkumpul tidak akan berakhir di landfill (TPS maupun TPA) untuk meringankan beban penumpukan sampah di kedua lokasi tersebut
  4. Pasti edukasinya: Inisiatif ini dilengkapi dengan berbagai bentuk edukasi yang diberikan melalui infografis menarik yang tercantum pada desain Dropping Box maupun program komunikasi berkelanjutan melalui media massa maupun media sosial

‘‘Inisiatif Dropping Box telah mendapatkan dukungan penuh dari KLHK RI dan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Kami percaya solusi ini dapat menciptakan sebuah sistem pengelolaan sampah kemasan holistik yang berfokus pada pemilahan, pengangkutan, dan pengelolaan sampah dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat menuju pemulihan limbah produk kemasan yang berkelanjutan,“ tutup Sinta.

Prosesi peluncuran PRAISE Dropping Box 2

DROPPING BOX

PRAISE menggandeng Waste4Change untuk menciptakan solusi Dropping Box sebagai sebuah inisiatif yang didesain untuk mendukung Indonesia mencapai implementasi dari Extended Stakeholder Responsibility dalam pengelolaan sampah.

PRAISE dan Waste4Change menempatkan 100 drop box di Jakarta untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya pilah sampah dan mengajak peran serta aktif masyarakat. Tujuan dari inisiatif Dropping Box adalah meningkatkan kesadaran atas tanggung jawab semua pihak terhadap lingkungan, mengedukasi konsumen mengenai pemilahan sampah dan upaya daur ulang, serta memfasilitasi mitra lokal dalam mengumpulkan material sampah bernilai dan meningkatkan potensi daur ulang.

Inisiatif Dropping Box menjadi sebuah siklus solusi yang merangkul setiap pemangku kepentingan yang terlibat, yaitu konsumen sebagai elemen terpenting yang dapat langsung memilah dan membuang sampah kemasan di Dropping box yang sudah tersedia, pihak pemerintah, PRAISE, Bank Sampah dan Waste4Change.

Dropping Box persembahan PRAISE dan Waste4Change

PRAISE

Awalnya didirikan pada tahun 2010 sebagai Koalisi untuk Kemasan Berkelanjutan, pada bulan Februari 2017 Asosiasi Kemasan dan Daur Ulang Untuk Lingkungan Berkelanjtuan di Indonesia—PRAISE-- diluncurkan untuk mencerminkan penekanan keenam perusahaan pendirinya terhadap pengelolaan sampah kemasan yang holistik di Indonesia. Di Indonesia, setiap anggota PRAISE telah secara aktif memulai, mendukung, memfasilitasi dan berinvestasi dalam berbagai program dan inisiatif yang bertujuan meminimalkan dampak sampah kemasan.

Praktik-praktik terbaik ini mencerminkan komitmen kami terhadap keberlanjutan, dengan mempertimbangkan keseluruhan siklus hidup kemasan. Adapun empat pilar penting:

  • Inovasi – Menerapkan teknologi dan proses inovatif sepanjang mata rantai kemasan
  • Pengumpulan – Membangun dan memperluas jaringan pengumpulan sampah kemasan
  • Pemilahan – Memperkuat infrastruktur untuk memilah sampah
  • Daur ulang – Mendukung teknologi daur ulang untuk menghasilkan produk daur ulang bernilai tambah

VISI

PRAISE hadir sebagai sebuah asosiasi yang aktif mendukung penerapan pengelolaan sampah kemasan secara holistik, terintegrasi dan berkelanjutan di Indonesia.

MISI

  • Meningkatkan kesadaran bahwa setiap pihak bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah secara terintegrasi dan berkelanjutan.
  • Meningkatkan kapasitas anggota di bidang pengelolaan sampah kemasan melalui kajian, edukasi dan kolaborasi.
  • Melibatkan partisipasi kalangan pemerintah, swasta dan masyarakat luas untuk berperan aktif mengurangi dampak sampah kemasan terhadap lingkungan.
Kembali ke atas