
Bagaimana Circular Economy Model menjadi solusi yang berkelanjutan?
Dalam dekade terakhir ini, cara pandang pengelolaan sampah telah berkembang. Tidak lagi dilihat sebagai sebuah proses yang ‘linear’ (ambil – pakai – buang) namun berkembang ke dalam pendekatan Circular Economy atau ekonomi sirkular, dimana sebuah penggunaan material didesain secara strategis untuk terus bersifat restoratif dan regeneratif.
Pendekatan ekonomi sirkular mengandalkan inovasi produk maupun sistem pegelolaannya agar memastikan nilai guna sebuah material dapat tetap optimal untuk jangka waktu yang maksimal. Ekonomi sirkular pada akhirnya tidak hanya berbicara soal nilai tambah bagi penyelamatan lingkungan, namun juga memiliki penciptaan nilai tambah ekonomi baru dan juga nilai tambah sosial, seperti halnya pemberdayaan masyarakat. Karena itu, jika diimplementasikan, maka menjadi sebuah solusi yang berkelanjutan.
Ekonomi sirkular merupakan sebuah upaya kolaboratif, karenanya harus melibatkan peran dan fungsi setiap pemangku kepentingan di sepanjang rantai persampahan yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat pada setiap siklus tahapan pengelolaan sampah, dimulai dari pembatasan timbulan, pendauran ulang, pemanfaatan kembali, hingga penanganannya, yang meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir.
Apa yang dilakukan oleh Unilever dan PRAISE?
Seiring bertumbuhnya bisnis, Unilever terus berupaya mengurangi jejak lingkungan dan meningkatkan dampak sosial bagi masyarakat, hal ini seperti yang tertuang dalam Unilever Sustainable Living Plan (USLP). Sebagai upaya dalam mengurangi jejak lingkungan, Unilever tergabung dalam aliansi PRAISE (Packaging and Recycling Alliance for Indonesia Sustainable Environment / Aliansi Untuk Kemasan & Daur Ulang Bagi Lingkungan Indonesia yang Berkelanjutan). Salah satu hal yang sedang digalakkan oleh PRAISE adalah bagaimana Indonesia bisa bersama-sama bergerak menuju ekonomi sirkular.
Bagi PRAISE, melalui pendekatan ekonomi sirkular, kami ingin mengubah cara pandang terhadap plastik kemasan bekas pakai, tidak sebagai sampah, namun sebagai sebuah komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan. PRAISE terus mendorong agar pengelolaan sampah di Indonesia dapat semakin terintegrasi dan berkelanjutan. Untuk itu PRAISE terus membangun kesadaran para pihak akan konsep solusi pengelolaan sampah kemasan yang terintergasi (ESR); meningkatkan kapasitas di bidang pengelolaan sampah, khususnya kemasan yang berbasis lingkungan melalui kajian, edukasi, dan kolaborasi; serta aktif mengedukasi dan melibatkan publik untuk terus berperan aktif menjadi agen perubahan positif bagi lingkungan.
Unilever menargetkan seluruh kemasan plastik kami akan dapat didaurulang, digunakan kembali atau diurai di 2025, karena kami berkomitmen menuju ekonomi sirkuler untuk kemasan plastik. Unilever memberikan kontribusi nyata berupa perubahan sistem dan juga mengirimkan sinyal yang kuat untuk seluruh industri consumer goods. Kombinasi antara inovasi pada desain dan bahan baku produk di bagian hulu dengan strategi pasca produk digunakan merupakan gambaran yang jelas bahwa upaya yang holistik dan terintegrasi diperlukan.
Unilever percaya bahwa membangun kerjasama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya sangat kritikal dalam transisi menuju ekonomi sirkular. Kami memiliki cita-cita agar seluruh industri kemasan plastik dapat sepenuhnya sirkuler pada tahun 2030.
Kemasan plastik bagi kami memainkan peran yang kritikal dalam membuat produk menarik, aman, dan dapat dinikmati oleh konsumen. Namun jelas apabila ingin terus menuai keuntungan dari bahan serba guna ini, Unilever dan anggota PRAISE harus melakukan hal yang lebih sebagai industri, untuk membantu memastikan bahwa pengelolaannya dilakukan dengan bertanggung jawab dan efisien dari segi pasca penggunaan konsumen. Untuk itu, diperlukan kemajuan kolektif yang memastikan bahwa semua kemasan plastik sepenuhnya dapat didaur ulang dan telah didaur ulang.
Bagi Unilever, optimalisasi kemasan plastik sangat tepat untuk dilakukan pada saat ini, kami pun membuat terobosan baru CreaSolv® Process. Unilever ingin teknologi pertama di dunia ini nantinya dapat dikembangkan skalanya, sehingga membawa manfaat bagi banyak pihak, termasuk perusahaan yang bergerak di industri yang sama dengan kami. Kami berharap hal ini juga menjadi penting bagi semua orang, masyarakat dan perusahaan yang terlibat - pemasok, produsen, pengecer, pelanggan dan konsumen – untuk dapat bekerja sama mulai dari sekarang, untuk membuat dan berbagi nilai yang bermanfaat bagi generasi yang akan datang.
CreaSolv® is a registered trademark of CreaCycle GmbH