
Jakarta, 3 Desember 2017 – Hari ini Unilever Indonesia, melalui Yayasan Unilever Indonesia, kembali menggelar Jakarta Green & Clean 2017, sebuah acara kolaborasi bersama Yayasan Rumah Pelangi dan Paguyuban Jakarta Green & Clean, untuk memberikan apresiasi kepada para pelaku Bank sampah atas dedikasi dan komitmennya dalam mengelola sampah. Apresiasi ini diselenggarakan di 18 kota di seluruh Indonesia seperti Jakarta, Balikpapan Yogyakarta, Magelang, Makassar dan lainnya. Acara ini juga dihadiri oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Maya Tamimi selaku Head of Environment and Sustainability Yayasan Unilever Indonesia menyampaikan, “Sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat mencemari lingkungan tidak saja di daratan namun juga di lautan. Untuk itu, dibutuhkan upaya secara kolektif dan berkesinambungan dalam mengelola sampah yang melibatkan seluruh pihak, tidak hanya pemerintah tetapi juga masyarakat, pelaku usaha, LSM, dan lainnya sehingga dapat terwujud pengelolaan sampah yang terintegrasi.”
Berdasarkan publikasi dari peneliti dari University of Georgia, AS, yang dipublikasikan di Jurnal International, SCIENCE, (Jambeck (2015), Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai sebesar 1,29 MMT per tahun setelah Cina yang mencapai sebesar 3,53 MMT per tahun (keterangan: MMT = million metric tons). Berdasarkan penelitian World Bank, 80 % permasalahan sampah di laut, sesungguhnya berasal dari problem pengelolaan sampah di darat.
Sadar akan pentingnya pengelolan sampah secara kolektif dan terintegrasi, Unilever Indonesia melalui Yayasan Unilever Indonesia sudah sejak tahun 2006 secara konsisten mendukung kegiatan Jakarta Green & Clean yang merupakan program bersama masyarakat Jakarta untuk mengelola sampah dari sumbernya, demi mengurangi beban sampah ke lingkungan.
Sejak tahun 2008, Unilever mulai mengadopsi pendekatan Bank Sampah kemudian memperkuat sistemnya dan menyebarkan nya ke berbagai daerah di Indonesia. Dan hingga saat ini, ada sekitar 2.237 Bank Sampah di seluruh Indonesia yang membantu mengurangi 4.787 ton beban sampah ke TPA di tahun 2017. Di Jakarta sendiri ada sekitar 290 Bank Sampah yang kami damping dengan total sampah yang dikelola sebesar 582 ton di tahun 2017.
Program Bank Sampah ini merupakan salah satu upaya Unilever untuk mengubah pendekatan pengelolaan sampah yang sebelumnya menggunakan pendekatan linear economy (ambil – pakai – buang) menjadi circular economy atau ekonomi sirkular. “Pada intinya kami berusaha mengubah cara pandang terhadap plastik kemasan bekas pakai, tidak sebagai sampah, namun sebagai sebuah komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan dan memiliki nilai,” imbuhnya.
Unilever secara global telah berkomitmen untuk mengurangi berat kemasan produknya hingga sepertiganya pada tahun 2020; dan meningkatkan penggunaan konten plastik daur ulang di kemasannya minimal 25 % di 2025. Selain itu, Unilever juga menargetkan seluruh kemasan plastiknya akan dapat didaur ulang, digunakan kembali atau diurai di 2025.
“Kami berharap dengan adanya acara apresiasi ini mampu menginspirasi dan memotivasi seluruh lapisan masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah, salah satunya dengan aktif terlibat dalam Bank Sampah. Semoga di masa yang akan datang jumlah sampah tidak hanya dapat berkurang, tetapi dikelola dengan baik untuk masa depan yang lebih cerah dan hijau” tutup Maya.

