Lewati ke content

Meriahkan Tradisi Ngabuburit dan Berbagi Kebahagiaan dengan Wall’s Dung Dung Charity

Diterbitkan:

Waktu rata-rata membaca: 4 menit

DUNGDUNG IND 5

Jakarta, 09 Juni 2016 – Ramadan merupakan salah satu momen yang selalu dinanti oleh banyak keluarga di Indonesia. Tahun ini, bulan Ramadan semakin berkesan dengan digelarnya Wall’s Dung Dung Charity yang mengajak keluarga Indonesia berbagi kebahagiaan dengan sesama melalui tradisi ngabuburit serta berpartisipasi dalam program perawatan dan renovasi masjid atau musala di Indonesia.

Ramadan selalu menjadi bulan yang sangat istimewa. Selain penuh berkah, Ramadan juga selalu dirindukan karena berbagai tradisi yang kerap dilakukan saat berpuasa. Salah satunya adalah tradisi ngabuburit atau momen menunggu buka puasa bersama keluarga dan orang-orang terdekat. Di berbagai daerah, tradisi ngabuburit banyak dilakukan di masjid atau musala yang diisi dengan berbagai kegiatan kolektif, seperti mengaji bersama, mempersiapkan sholat tarawih berjamaah, hingga menjadi momen untuk bersilaturahmi dengan warga lain. Masjid juga selalu diramaikan dengan anak-anak yang menunggu buka puasa dengan bertadarus, berlatih marawis atau beduk, atau bermain mainan tradisional lainnya di area halaman masjid.

Sebagai brand es krim yang lekat dengan tradisi keluarga Indonesia, Wall’s Dung Dung memahami pentingnya tradisi ngabuburit serta peran masjid bagi keluarga Indonesia.

Amalia Sarah Santi, Head of Marketing Ice Cream PT Unilever Indonesia mengungkapkan, “Dikenal dengan sebutan negara 1.000 masjid, keberadaan masjid atau musala di Indonesia tidak hanya memiliki fungsi strategis sebagai pusat ibadah keagamaan, pendidikan, tetapi juga berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat sekaligus meningkatkan kualitas hidup yang lebih madani. Oleh karena itu, Wall’s Dung Dung ingin berkontribusi terhadap perawatan dan perbaikan masjid atau musala di Indonesia melalui program Wall’s Dung Dung Charity.”

Untuk merealisasikan program Wall’s Dung Dung Charity, Wall’s Dung Dung bersinergi dengan Lembaga Zakat Al-Azhar yang akan menyalurkan seluruh dana yang terkumpul. Sigit Iko Sugondo selaku Direktur Eksekutif Lembaga Zakat Al-Azhar mengungkapkan kondisi yang dihadapi berbagai masjid di Indonesia.

DUNGDUN IND 4

“Masjid atau musala mempunyai pengaruh positif bagi pembinaan masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas hidup keluarga Indonesia. Untuk meningkatkan fungsinya, keberadaan fisik dan sarana prasarana di masjid atau musala seharusnya memberikan nilai kenyamanan dan keamanan beribadah bagi jamaah atau masyarakatnya. Namun, di berbagai daerah masih banyak ditemukan sarana beribadah yang kurang memadai dan nyaman, seperti kondisi atap yang bocor, terbatasnya fasilitas wudhu dan toilet, hingga papan bangunan yang sudah reot,” jelas Sigit.

Sebagai ikhtiar mencari solusi atas kondisi ini, Wall’s Dung Dung Charity mengajak keluarga Indonesia untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama karena setiap pembelian Wall’s Dung Dung selama bulan Ramadan, maka secara langsung keluarga Indonesia telah ikut berpartisipasi dalam merenovasi masjid atau musala.

“Kolaborasi Wall’s Dung Dung, Lembaga Zakat Al-Azhar, serta keluarga Indonesia dalam program Wall’s Dung Dung Charity merupakan langkah awal dalam pemberdayaan masyarakat secara komprehensif. Karena setelah renovasi, Lembaga Zakat Al-Azhar akan mendampingi masjid dalam hal manajemen kemakmuran masjid, membangun keberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam berbagai sektor ekonomi, pendidikan, dan kesehatan,” tambah Sigit.

Tradisi ngabuburit dan masjid juga memiliki tempat istimewa di hati Inneke Koesherawati, Brand Ambassador Wall’s Dung Dung. “Saat bulan Ramadan, sewaktu masih kecil saya dan teman-teman biasanya mendengarkan kisah Rasul dan mengaji di masjid. Setelah itu, waktu ngabuburit, kita main bedug untuk latihan sebelum takbiran. Jadi, rindu masa-masa itu, apalagi anak-anak saya sekarang kegiatan ngabuburit-nya lebih banyak dilakukan di rumah. Biasanya, ngabuburit ala mereka dihabiskan dengan menonton televisi atau membantu saya mempersiapkan tajil favorit.” jelasnya sambil tersenyum.

Seperti keluarga Inneke, tradisi menyajikan tajil atau camilan manis berbuka puasa juga dilakukan keluarga Indonesia lainnya. Biasanya menu tajil yang menjadi favorit adalah sajian khas tradisional Indonesia, seperti kolak, cincau, sop buah, hingga bubur kacang hijau. Kini, kenikmatan bubur kacang hijau juga bisa didapatkan di Wall’s Dung Dung Kacang Hijau yang menawarkan kelezatan kacang hijau berpadu gurihnya santan dan lelehan cokelat lezat.

Sebagai penutup, Amalia mengungkapkan harapannya agar Ramadan tahun ini akan semakin bermakna bagi seluruh keluarga Indonesia dengan kehadiran program Wall’s Dung Dung Charity. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai program Wall’s Dung Dung Charity, silakan mengunjungi https://www.walls.co.id/beduk-dungdung/

Kembali ke atas