Hewan peliharaan dan serangga di rumah dapat menimbulkan risiko infeksi. Patogen seperti Salmonella, Campylobacter, Staphylococcus aureus, dan Clostridium difficile dapat ditemukan di kotoran, bulu, cakar, dan mulut hewan peliharaan. Selain itu, hewan peliharaan juga dapat membawa spesies bakteri, virus, parasit dan jamur yang ditularkan ke manusia. Hewan peliharaan seperti kucing dan anjing dapat menyimpan jamur di bulu mereka. Kemudian, tidak hanya hewan peliharaan, serangga juga dapat membawa virus, bakteri, dan parasit yang dapat ditularkan melalui gigitan atau kotoran.
Sebuah studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 39% hewan peliharaan anjing dapat membawa Campylobacter dan 10-27% dapat membawa Salmonella. Penelitian lain di Kanada juga menunjukkan bahwa C. difficile merupakan patogen yang paling sering diisolasi dari hewan peliharaan anjing. Dari 102 sampel kotoran, terdapat 58 C. difficile yang diisolasi dan 41 sampel ditemukan sebagai penyebab penyakit. Kemudian, terdapat banyak laporan tentang penularan MRSA (methicillin-resistant staphylococcus aureus) dari hewan peliharaan di rumah terhadap manusia. Dari beberapa laporan kasus tersebut, dapat disimpulkan bahwa infeksi hewan peliharaan sering dan sangat rentan menular kepada manusia. Banyak hewan peliharaan yang tidak tampak sakit tetapi membawa agen infeksi.
Patogen dapat ditularkan dari hewan ke manusia dengan beberapa cara, seperti memegang hewan dan tidak mencuci tangan. Infeksi juga dapat ditularkan melalui patogen pada kotoran hewan yang hidup di lingkungan, terutama di daerah lembab. Sama seperti patogen dari manusia, patogen dari hewan seperti Cryptosporidium dapat bertahan dan tetap hidup di lingkungan hingga 12 bulan. Infeksi karena jamur seperti kurap dapat ditularkan ke manusia melalui kontak langsung dengan hewan. Selain itu, infeksi juga dapat ditularkan oleh hewan di dapur. Dapur adalah tempat yang paling penting untuk dijaga dari serangga. Dapur merupakan tempat memasak, menyimpan makanan, bahkan sebagai ruang makan sehingga perlu dijaga agar tetap bersih, rapi dan bebas hama.
Infeksi yang dibawa oleh hewan peliharaan lebih rentan tertular kepada kelompok tertentu. Kelompok lansia memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap infeksi, yang sering diperburuk oleh penyakit lain seperti diabetes, komplikasi dll. Kemudian, pasien yang baru saja pulang dari rumah sakit, komunitas HIV/AIDS, serta wanita hamil dan bayi.
Setelah mengetahui bahaya infeksi yang bersumber dari hewan di rumah, kita perlu melakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan setelah kontak dengan hewan. Tindakan pencegahan infeksi lain dapat dilakukan dengan memisahkan peralatan makan hewan peliharaan dan manusia, membersihkan kandang hewan secara teratur, menggunakan sarung tangan dan handuk saat membersihkan kotoran hewan, mencuci tong sampah secara rutin, serta menjaga kebersihan dapur. Kebersihan dapur dapat dijaga dengan membuang sampah secara rutin, menyimpan makanan dengan benar, serta mengelap meja dan cooking counter. Selain itu, penting untuk menjaga permukaan lantai yang disentuh oleh hewan agar tetap higienis dengan menggunakan cairan pembersih atau disinfektan.